24 November 2014

7 Hal yang Aneh dan Unik Saat Berkunjung ke Restoran di Jepang

| 24 November 2014
Banyak turis yang datang ke Jepang selalu memuji negara tersebut mengenai keramahan level dunia dan kesempurnaan customer service mereka, namun, untuk makan di restoran Jepang bisa menjadi pengalaman yang membingungkan, baik untuk turis dan juga warganya sendiri. Bahkan expatriat yang sudah lama tinggal di Jepang pun masih bisa merasa sungkan dengan beberapa kebiasaan aneh ini.
Dibawah ini adalah 7 hal yang akan mengejutkan kalian bila kalian mengunjungi restoran Jepang yang dikutip dari berjambang.blogspot.com

1. Berteriaklah untuk mendapatkan perhatian pramusaji

Bukan, bukan caper yang berujung modus maksud saya, kalian benar-benar harus berteriak umimasen! (permisi dalam bahasa Jepang) supaya kamu bisa dilayani oleh para pramusaji. Tidak seperti di negara barat, apabila kalian berteriak pada pramusaji, hampir dipastikan makanan kalian akan (maaf) diludahi (dan masih bisa lebih buruk lagi). Para pramusaji ini memang mengharapkan untuk dipanggil, baru setelah itu mereka akan melayani pelanggan tersebut. Hal ini tentu mengejutkan bagi para turis yang baru pertama ke Jepang dan berpikir kalau budaya sopan sangat dijunjung tinggi di Jepang. Walaupun dianggap normal, masih ada expatriat yang kesusahan untuk mengumpulkan keberanian saat ingin berteriak memanggil para pramusaji.

2. Gelas airnya terlalu kecil

Biasa makan di warteg atau warung tenda? Tahu dong betapa besar gelas yang mereka gunakan untuk minum kita. Di Jepang, sepanas apapun cuacanya di luar, semua gelas yang ada di restoran akan selalu berukuran shot glass yang biasanya habis dalam seteguk. Membuat kita merasa sungkan untuk memesan refill berkali-kali bila sedang kehausan. Di sisi baiknya, nyaris setiap restoran memberikan air untuk tiap pelanggan tanpa diminta dan memesan makanan tanpa memesan minuman dianggap sangat wajar.

3. Model plastik dan menu yang penuh gambar

Tentunya, banyak turis yang tidak bisa berbahasa Jepang tidak kesusahan saat memesan makanan, hal ini dikarenakan kebanyakan restoran Jepang memajang model plastik makanannya atau mengisi daftar menunya dengan begitu banyak foto, para pengunjung tidak harus menebak-nebak seperti apa makanan yang nantinya akan datang. Banyak turis yang sangat suka dengan layanan ini mereka selalu merindukannya saat pulang ke negara asalnya



Para turis yang sudah seharian melihat bahasa alien di sekitarnya yang sepertinya tidak akan bisa dibaca walaupun sudah belajar bertahun-tahun itu selalu merasa kalau restoran Jepang adalah surga. Begitu mudahnya untuk memesan, tinggal tunjuk dan datanglah makananmu!

4. Menggunakan sumpit sendiri untuk mengambil makanan dari piring bersama

Jijik? Banyak makanan Jepang seperti yakiniku atau sukiyaki dianggap normal bila dimakan oleh beberapa orang sekaligus dari piring yang sama. Saat akan makan bersama keluarga atau orang dekat, tidak aneh bila orang Jepang memesan makanan besar yang dapat dinikmati bersama. Namun tentunya untuk kita yang tidak terbiasa makan seperti ini, sudah pasti jijik bila kita harus makan dari tempat yang sudah tercampur, maaf, ludah banyak orang. Di restoran pada umumnya, pelanggan akan diberikan piring kecil dan peralatan makan terpisah untuk mengambil makanan dari piring besar.
Walaupun membalikkan sumpit dan mengambil makanan menggunakan ujung sumpit lainnya tetap dianggap sopan, namun hal ini hampir tidak pernah dilakukan oleh semua orang dan biasanya hanya akan membuat diri kalian tengsin, so, ikuti saja apa yang orang lain lakukan dan jangan terlalu dipikirkan.

5. Berebut saat membayar bon

Jepang mementingkan hirarki dan status sosial, jadi tidak heran bila permasalahan membayar bon saat selesai makan menjadi sebuah masalah. Mungkin disini, namun di Jepang ucapan semudah ochisousama deshita sudah cukup untuk mengekspresikan terima kasih kepada orang yang membayar bon. Jadi, pastikan kalian berterima-kasih pada siapapun orang yang membayarkan kalian makan!

6. Memberi tip = Bersiaplah untuk dikejar

Tidak jarang kita meninggalkan sedikit tip di meja untuk para pramusaji yang membersihkan meja kita. Namun jangan sekali-kali mencoba meninggalkan tip di restoran di Jepang karena itu akan membuat sebuah kepanikan.
Pramusaji di Jepang jarang sekali mengharapkan tip, bila mereka menemukan uang di meja, mereka akan langsung mengejar kalian dan menasihatimu supaya jangan meninggalkan uang di sembarang tempat. Tidak perlu repot menjelaskan kalau kamu memberikan dia tip untuk tanda terima kasih, karena kemungkinan dia hanya akan diam melihatmu sambil berpikir mungkin kamu butuh ke psikiater

7. Waktu tunggu makanan yang bervariasi

Jepang selalu mendedikasikan dirinya untuk memberikan pelayanan yang secepat mungkin, dan banyak restoran yang akan menyajikan makanannya langsung setelah makanan tersebut jadi. Di restoran luar, biasanya para koki membagi waktu masak sehingga sebuah grup dalam 1 meja dapat makan di saat yang bersamaan, dan orang asing akan menganggap aneh pemandangan dimana dalam 1 meja ada beberapa orang yang sedang makan dan orang yang lain belum dapat makanannya.
Untuk yang bukan orang Jepang mungkin akan merasa kurang nyaman dengan budaya ini, karena orang yang selesai makan lebih cepat akan terlihat seperti orang rakus dan yang makannya lambat akan merasakan adanya tekanan untuk makan lebih cepat. Namun sepertinya untuk orang Jepang, hal ini bukanlah masalah yang berarti. Saya yakin untuk orang Indonesia pun hal ini juga bukan masalah.


Source

Tidak ada komentar:

Posting Komentar