Daftar ini akan melihat 10 kasus di mana orang telah meninggal akibat efek paparan radiasi, kematian dan keadaan sekitar mereka.
10
Cecil Kelley
Pada 30 Desember 1958 kecelakaan terjadi di Los Alamos fasilitas pemrosesan plutonium. Cecil Kelley, operator kimia berpengalaman bekerja di bagian tangki pencampuran besar. Zat kimia dalam tangki seharusnya "normal", biasanya kurang dari 0,1 gram plutonium per liter. Namun, konsentrasi pada hari itu menjadi 200 kali lebih tinggi. Ketika Kelley mengaktifkan pengaduk, cairan di dalam tangki membentuk pusaran dan lapisan yang mengandung plutonium meledak dan melepaskan ledakan neutron yang besar dan radiasi sinar gamma dalam pulsa yang berlangsung 200 mikrodetik saja.
Kelley, yang telah berdiri di tangga kaki mengintip ke dalam tangki melalui kaca tabung, dia terjatuh ke lantai. Dua operator lain melihat cahaya terang dan mendengar bunyi ledakan. Mereka cepat bergegas untuk membantu dan menemukan Kelley dalam keadaan yang memprihatinkan dan hanya mengatakan, "Saya terbakar! Saya terbakar! ". Dia dilarikan ke rumah sakit dengan setengah sadar dan muntah-muntah. Di rumah sakit, ekskresi tubuh Kelly dipenuhi radioaktif.
Dua jam setelah kecelakaan itu, kondisi Kelley membaik. Namun, tom dokter mengatakan bahwa Kelley tidak akan bertahan lama. Pengujian menunjukkan sumsum tulang nya hancur, rasa sakit pada seluruh tubuhnya sangat sulit untuk disembuhkan meskipun dengan obat. Kelley meninggal 35 jam setelah kecelakaan itu.
Kelley, yang telah berdiri di tangga kaki mengintip ke dalam tangki melalui kaca tabung, dia terjatuh ke lantai. Dua operator lain melihat cahaya terang dan mendengar bunyi ledakan. Mereka cepat bergegas untuk membantu dan menemukan Kelley dalam keadaan yang memprihatinkan dan hanya mengatakan, "Saya terbakar! Saya terbakar! ". Dia dilarikan ke rumah sakit dengan setengah sadar dan muntah-muntah. Di rumah sakit, ekskresi tubuh Kelly dipenuhi radioaktif.
Dua jam setelah kecelakaan itu, kondisi Kelley membaik. Namun, tom dokter mengatakan bahwa Kelley tidak akan bertahan lama. Pengujian menunjukkan sumsum tulang nya hancur, rasa sakit pada seluruh tubuhnya sangat sulit untuk disembuhkan meskipun dengan obat. Kelley meninggal 35 jam setelah kecelakaan itu.
9
Harry K. Daghnian, Jr.
Harry K. Daghlian, Jr seorang fisikawan Armenia-Amerika yang bekerja untuk Proyek Manhattan. Pada tanggal 21 Agustus 1945 ia sedang melakukan percobaan untuk membangun sebuah reflektor neutron manual dengan menumpuk serangkaian batang tungsten carbide di sekitar inti plutonium. Dengan tidak sengaja ia menjatuhkan sebuah balok berisi bahan kimia. Daghlian panik. Ia terpaksa membongkar sebagian tumpukan tungsten carbide untuk menghentikan reaksi ledakan tapi itu menyebabkan dia menerima dosis mematikan dari radiasi neutron. Ia meninggal 25 hari kemudian. Daghlian melanggar peraturan keselamatan kerja di perakitan, dia bekerja larut malam dan sendirian di laboratorium
8
Louis Slotin
Louis Slotin adalah seorang fisikawan dan ahli kimia dari Kanada yang mengambil bagian dalam Proyek Manhattan yang menciptakan bom atom untuk pertama kalinya. Dia berpartisipasi dalam pengujian kekritisan inti plutonium, sering disebut sebagai “tickling the dragon’s tail”.
Pada tanggal 21 Mei 1946 Slotin dan tujuh rekan lainnya melakukan sebuah percobaan yang melibatkan penciptaan salah satu langkah pertama dari reaksi fisi dengan menempatkan dua setengah bola ber-illium di sekitar inti plutonium. Slotin mencoba menstabilkan bola berilium dengan tangan kiri menggunakan pisau dan obeng. Pemisahan antara dua setengah bola tersebut melanggar protokol penelitian. Jam 3:20 obeng tergelincir menyebabkan bola berilium jatuh dan menciptakan reaksi dan ledakan radiasi. Para ilmuwan di dalam ruangan mengamati cahaya biru di sekitar mereka dan merasakan gelombang panas.
Slotin segera menyentakkan tangan kirinya ke atas, mengangkat belahan berilium dan menjatuhkannya ke lantai, untuk mengakhiri reaksi. Namun, Slotin sudah terkena dosis mematikan dari radiasi, dia mendapat radiasi setara dengan jumlah yang ia terima meskipun ia 1500m jauh dari sumber ledakan bom atom. Dia segera dilarikan ke rumah sakit , tapi kerusakan itu tidak dapat diubah dan dia meninggal sembilan hari kemudian pada tanggal 30 Mei 1946. Ia menjatuhkan inti yang sama yang dijatuhkan oleh Daghnian pada tahun sebelumnya - menyebabkan ia dijuluki Core Demon.
Cerita Slotin dirintegrasi dalam film, "Fat Man and Little Boy" dibintangi Paul Newman dan John Cusack.
Pada tanggal 21 Mei 1946 Slotin dan tujuh rekan lainnya melakukan sebuah percobaan yang melibatkan penciptaan salah satu langkah pertama dari reaksi fisi dengan menempatkan dua setengah bola ber-illium di sekitar inti plutonium. Slotin mencoba menstabilkan bola berilium dengan tangan kiri menggunakan pisau dan obeng. Pemisahan antara dua setengah bola tersebut melanggar protokol penelitian. Jam 3:20 obeng tergelincir menyebabkan bola berilium jatuh dan menciptakan reaksi dan ledakan radiasi. Para ilmuwan di dalam ruangan mengamati cahaya biru di sekitar mereka dan merasakan gelombang panas.
Slotin segera menyentakkan tangan kirinya ke atas, mengangkat belahan berilium dan menjatuhkannya ke lantai, untuk mengakhiri reaksi. Namun, Slotin sudah terkena dosis mematikan dari radiasi, dia mendapat radiasi setara dengan jumlah yang ia terima meskipun ia 1500m jauh dari sumber ledakan bom atom. Dia segera dilarikan ke rumah sakit , tapi kerusakan itu tidak dapat diubah dan dia meninggal sembilan hari kemudian pada tanggal 30 Mei 1946. Ia menjatuhkan inti yang sama yang dijatuhkan oleh Daghnian pada tahun sebelumnya - menyebabkan ia dijuluki Core Demon.
Cerita Slotin dirintegrasi dalam film, "Fat Man and Little Boy" dibintangi Paul Newman dan John Cusack.
7
Eben McBurney Byers
Eben McBurney Byers adalah seorang Bangsawan Amerika yang kaya raya, seorang atlet, dan industrialis. Pada tahun 1927 ketika kembali dari pertandingan tahunan Football Harvard-Yale menggunakan kereta sewaannya, Byers terjatuh dan lengannya terluka. Dia mengeluh sakit dan dokter menyarankan agar dia mengambil Radithor, obat berlisensi yang mengandung konsentrasi radium tinggi. Byers hampir, meminum 1400 botol selama tiga tahun. Pada 1930, ketika Byers berhenti minum obat, ia terakumulasi jumlah radium yang signifikan dalam tulangnya yang mengakibatkan hilangnya sebagian besar rahangnya. Otak Byers juga bengkak dan ada lubang yang terbentuk didalam tengkoraknya. Dia meninggal karena keracunan radium pada tanggal 31 Maret 1932. Ia dimakamkan di Pemakaman Allegheny di Pittsburgh, Pennsylvania dalam peti mati berlapis baja.
6
Hiroshi Couchi
Kecelakaan radiasi nuklir terburuk di Jepang berlangsung di Fasilitas Pemrosesan Daur Ulang Uranium di Tokaimura, sebelah timur laut Tokyo, pada tanggal 30 September 1999. Penyebab langsung dari kecelakaan tersebut disebabkan pekerja menempatkan larutan nitrat uranil berisi 16,6 kg uranium, itu melebihi batas makismum tangki. Tangki tidak dirancang untuk melarutkan jenis larutan dan tidak dikonfigurasi untuk mencegah ledakan.
Tiga pekerja terkena radiasi dosis mematikan. Salah satu pekerja, Hiroshi Couchi, dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Tokyo dan tiga hari setelah kecelakaan ia bisa bicara dan hanya tangan kanannya sedikit bengkak dan kemerahan. Namun, kondisi berangsur-angsur melemah karena radioaktivitas menghancurkan kromosom di sel-selnya.
Para dokter itu bingung apa yang harus dilakukan. Belum ada perawatan akibat terkena radioaktif yang efektif.
Tiga pekerja terkena radiasi dosis mematikan. Salah satu pekerja, Hiroshi Couchi, dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Tokyo dan tiga hari setelah kecelakaan ia bisa bicara dan hanya tangan kanannya sedikit bengkak dan kemerahan. Namun, kondisi berangsur-angsur melemah karena radioaktivitas menghancurkan kromosom di sel-selnya.
Para dokter itu bingung apa yang harus dilakukan. Belum ada perawatan akibat terkena radioaktif yang efektif.
5
Marie Curie
Marie Sklodowska Curie adalah seorang ahli fisika dan kimia dan perintis dibidang radioaktivitas. Bahkan, Curie yang menciptakan istilah radioaktivitas, meskipun Henri Becquerel menemukan fenomena itu tahun sebelumnya. Curie meneliti sifat-sifat yang berbeda dari dua bijih uranium,satu bijih uranium, dan chalcolite. menyebabkan penemuan radium dan polonium, unsur-unsur radioaktif lainnya. Suami Curie, Pierre, begitu tertarik dengan penelitiannya, ia memutuskan untuk menghentikan penelitian pribadinya dan bergabung dengan penelitian istrinya.
Curie melakukan tugas berat memisahkan radium dari bijih-bijih uranium. Dari satu ton bijih-bijih uranium, sepersepuluh gram radium klorida dipisahkan. Sayangnya, Curie tidak menyadari efek kerusakan akibat paparan radiasi. Pierre Curie meninggal pada tahun 1906, tetapi Marie hidup selama 28 tahun melanjutkan penelitian dan akhirnya memenangkan dua hadiah Nobel. Dia sering membawa tabung reaksi berisi isotop radioaktif dalam saku dan menyimpannya di laci meja.
Marie Curie meninggal pada 4 Juli 1934 akibat anemia aplastik akibat dari paparan radiasi. Dia dimakamkan di pemakaman di Sceaux, bersama suaminya Pierre. laboratorium nya dipelihara oleh Curie Musee. Karena tingkat radioaktivitas yang ereka temukan sangat berbahaya, surat-suratnya dirahasiakan pada tahun 1890-an.
Curie melakukan tugas berat memisahkan radium dari bijih-bijih uranium. Dari satu ton bijih-bijih uranium, sepersepuluh gram radium klorida dipisahkan. Sayangnya, Curie tidak menyadari efek kerusakan akibat paparan radiasi. Pierre Curie meninggal pada tahun 1906, tetapi Marie hidup selama 28 tahun melanjutkan penelitian dan akhirnya memenangkan dua hadiah Nobel. Dia sering membawa tabung reaksi berisi isotop radioaktif dalam saku dan menyimpannya di laci meja.
Marie Curie meninggal pada 4 Juli 1934 akibat anemia aplastik akibat dari paparan radiasi. Dia dimakamkan di pemakaman di Sceaux, bersama suaminya Pierre. laboratorium nya dipelihara oleh Curie Musee. Karena tingkat radioaktivitas yang ereka temukan sangat berbahaya, surat-suratnya dirahasiakan pada tahun 1890-an.
4
Alexander Litvinenko
Alexander Litvinenko adalah seorang mantan perwira KGB (masih ingat 10 agen rahasia paling populer) yang lolos dari penuntutan di Rusia dan mendapat perlindungan politik di Inggris. Pada bulan November tahun 2006 dia tiba-tiba jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit. Ia meninggal tiga minggu kemudian dan post-mortem tes menunjukkan ia telah diberi dosis mematikan yaitu Polonium-210 melalui secangkir teh. Di ranjang kematiannya, Litvinenko menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin berada di balik kematiannya.
Investigasi berikutnya dilakukan oleh pemerintah Inggris. Kematian Litvinenko ini menyebabkan kesulitan hubungan diplomatik yang serius antara pemerintah Inggris dan Rusia. Pemerintah Inggris menegaskan bahwa "kami 100% yakin siapa yang meracuni, di mana dan bagaimana". Tersangka utama dalam kasus ini, adalah seorang mantan perwira dari Russian Federal Protective Service (FSO) Andrei Lugovoy.
Investigasi berikutnya dilakukan oleh pemerintah Inggris. Kematian Litvinenko ini menyebabkan kesulitan hubungan diplomatik yang serius antara pemerintah Inggris dan Rusia. Pemerintah Inggris menegaskan bahwa "kami 100% yakin siapa yang meracuni, di mana dan bagaimana". Tersangka utama dalam kasus ini, adalah seorang mantan perwira dari Russian Federal Protective Service (FSO) Andrei Lugovoy.
3
Soviet Submarine K-19
K-19 adalah salah satu dari dua kapal selam pertama Soviet yang dilengkapi dengan rudal nuklir balistik . Beberapa orang telah meninggal selama konstruksi pembuatannya, sehingga mendapat julukan "Hiroshima" di antara pelaut dan perwira angkatan laut. Pada 4 Juli 1961 di bawah komando Kapten Nikolai Vladimirovich Zateyev, K-19 mendeteksi sebuah kebocoran besar di sistem pendingin reaktor nya yang menyebabkan suhu reaktor naik ke 800 derajat Celcius dan ini sangat berbahaya. Karena desainnya simple dan tidak adanya sistem pendingin cadangan, Kapten Zateyev tidak punya pilihan selain memerintahkan tujuh orang petugas teknik dalam kru untuk memperbaiki meskipun terdapat paparan radiasi.
Kru perbaikan berhasil menghentikan kebocoran Namun semua tujuh orang tersebut tewas dalam kurun waktu seminggu. Insiden ini mengkontaminasi seluruh kapal dan dalam beberapa tahun, dua puluh awak kapal tewas disebabkan oleh kejadian tersebut. Angkatan Laut Soviet membuat perbaikan menyeluruh untuk kapal -kapalnya.
Dibuatlah Film "K-19: The Widowmaker" yang dibintangi Harrison Ford dan Liam Neeson yang menceritakan kecelakaan nuklir di K-19.
Kru perbaikan berhasil menghentikan kebocoran Namun semua tujuh orang tersebut tewas dalam kurun waktu seminggu. Insiden ini mengkontaminasi seluruh kapal dan dalam beberapa tahun, dua puluh awak kapal tewas disebabkan oleh kejadian tersebut. Angkatan Laut Soviet membuat perbaikan menyeluruh untuk kapal -kapalnya.
Dibuatlah Film "K-19: The Widowmaker" yang dibintangi Harrison Ford dan Liam Neeson yang menceritakan kecelakaan nuklir di K-19.
2
Chernobyl
Pada tanggal 26 April 1986 terjadi kecelakaan nuklir di reaktor Nomor 4 di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl di Ukraina. Pekerja di pabrik berencana untuk menentukan berapa lama turbin akan berputar dan berapa pasokan listrik ke pompa sirkulasi utama. Di mana para pekerjanya belum terlatih untuk melakukan pengujian prosedur.
Reaktor SCRAMed (penyisipan cepat dari semua batang kendali) terdapat kecacatan sehingga timbul reaksi. Pada titik ini, lonjakan kekuatan besar terjadi dan inti memanas. Reaktor tersebut meledak dan dan menghasilkan uap radioaktif ke udara yang mencemari udara di sekitar nya. tingkat Radiasi di sekitar setelah ledakan adalah 30.000 kali lebih mematikan dari pada didalam tabung.
Satu orang tewas seketika dan tubuhnya tidak pernah ditemukan. Lainnya meninggal pada hari yang sama akibat dari luka yang diterima selama ledakan. Penyakit akut radiasi awalnya didiagnosis pada 237 orang di lokasi dan kemudian dikonfirmasi ada 134 kasus. Dari jumlah tersebut 28 orang meninggal dalam kecelakaan pada hari minggu tersebut, 6 di antaranya petugas pemadam kebakaran yang bertugas dengan mematikan kebakaran di atap gedung turbin. Kemudian lebih dari 19 orang meninggal antara 1987 dan 2004.
Reaktor SCRAMed (penyisipan cepat dari semua batang kendali) terdapat kecacatan sehingga timbul reaksi. Pada titik ini, lonjakan kekuatan besar terjadi dan inti memanas. Reaktor tersebut meledak dan dan menghasilkan uap radioaktif ke udara yang mencemari udara di sekitar nya. tingkat Radiasi di sekitar setelah ledakan adalah 30.000 kali lebih mematikan dari pada didalam tabung.
Satu orang tewas seketika dan tubuhnya tidak pernah ditemukan. Lainnya meninggal pada hari yang sama akibat dari luka yang diterima selama ledakan. Penyakit akut radiasi awalnya didiagnosis pada 237 orang di lokasi dan kemudian dikonfirmasi ada 134 kasus. Dari jumlah tersebut 28 orang meninggal dalam kecelakaan pada hari minggu tersebut, 6 di antaranya petugas pemadam kebakaran yang bertugas dengan mematikan kebakaran di atap gedung turbin. Kemudian lebih dari 19 orang meninggal antara 1987 dan 2004.
1
Hiroshima and Nagasaki
Bom-bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada akhir Perang Dunia II telah menjadi sejarah dibuku-buku di sekolah. Pembenaran atas pengeboman telah diperdebatkan, tetapi yang terlintas adalah bagaimana kehancuran yang diakibatkan oleh bom-bom tersebut.
Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom uranium, "Little Boy", dijatuhkan di Hiroshima menewaskan 70,000-80,000 orang dengan cepat. Tiga hari kemudian, bom plutonium, "Fat Man", dijatuhkan di Nagasaki membunuh 40,000-75,000 orang dengan sekejap. Mereka yang selamat dari ledakan terkena radiasi berat dan luka bakar termal, penyakit-penyakit akibat radiasi dan kurangnya sumber daya pangan dan medis. Diperkirakan 200.000 orang lainnya telah meninggal pada tahun 1950 sebagai akibat dari kontaminasinya saja.
Penggabungan korban dari pemboman tersebut dikenal sebagai hibakusha oleh orang-orang Jepang, yang secara harfiah diterjemahkan menjadi "orang-orang yang terkena dampak ledakan." dari 31 Maret 2009, 235.569 hibakusha diakui oleh pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang mengakui sekitar 1% dari warga jepang masih memiliki penyakit karena radiasi.
Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom uranium, "Little Boy", dijatuhkan di Hiroshima menewaskan 70,000-80,000 orang dengan cepat. Tiga hari kemudian, bom plutonium, "Fat Man", dijatuhkan di Nagasaki membunuh 40,000-75,000 orang dengan sekejap. Mereka yang selamat dari ledakan terkena radiasi berat dan luka bakar termal, penyakit-penyakit akibat radiasi dan kurangnya sumber daya pangan dan medis. Diperkirakan 200.000 orang lainnya telah meninggal pada tahun 1950 sebagai akibat dari kontaminasinya saja.
Penggabungan korban dari pemboman tersebut dikenal sebagai hibakusha oleh orang-orang Jepang, yang secara harfiah diterjemahkan menjadi "orang-orang yang terkena dampak ledakan." dari 31 Maret 2009, 235.569 hibakusha diakui oleh pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang mengakui sekitar 1% dari warga jepang masih memiliki penyakit karena radiasi.
Contribution : listverse & portalunique
berita unik, info unik, info aneh, top 10, artikel aneh, 10, 10 hal, 10 hal yang paling, 10 hal yang, artikel unik, artikel unik dan aneh, info unik dan aneh, berita unik dan aneh, berita aneh, deretan, 5, 7, 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar