Suatu kesuksesan memiliki banyak definisi dan
variasi tolak ukur. Beberapa dari kita meyakini, bahwa kesuksesan
berarti mencapai posisi tertinggi di kantor, variasi lainnya bermakna
memiliki kecukupan finansial tertentu. Ada sebagian lagi mewujudkan
kesuksesan sebagai sebuah predikat penghargaan dari kolega dan khalayak
atas prestasinya.
Dari bermacam definisi dan tolok ukur itu, satu hal
yang dapat disimpulkan bahwa kesuksesan merupakan pencapaian impian
melalui sebuah proses terstruktur dan terencana. Contohnya, si A
mendefinisikan sukses jika dia mampu mencapai manajer pemasaran di
tempat kerjanya. Usaha untuk “memuluskan” kesuksesan tersebut, A
memutuskan untuk belajar kembali di institusi pendidikan S2 dan
mengikuti beberapa seminar pemasaran. Tentu saja, banyak hal yang perlu
dipersiapkan, baik itu material dan sikap pribadinya. Bentuk material
berupa dana dan waktu merupakan hal yang pasti harus dipersiapkan, lalu
perlu juga ditunjang dengan sikap pribadi dalam menyikapi proses
pencapaian kesuksesan itu sendiri.
Merujuk kepada Jennie S. Bev
yaitu seorang konsultan, entrepreneur, penulis dan edukator bertempat
tinggal di San Francisco Bay Area dan merupakan seorang Indonesia yang
“sukses” berkompetisi pada iklim “ketat” Amerika. Beliau mengedepankan 10 unsur kepribadian seorang sukses (baik dari segi keuangan dan prestasi) yang berdasarkan pada komunikasi dan pergaulannya dengan para billionaire dan beberapa pengusaha sukses. Sepuluh sikap itu adalah sebagai berikut:
1. Keberanian untuk berinisiatif.
Kekuatan
yang sebenarnya tidak lagi menjadi rahasia atas kesuksesan orang-orang
terknenal yaitu mereka selalu punya ide-ide cemerlang! Seorang Donald Trump yang “mendunia” karena superioritasnya di bidang Real Estate
awalnya berproses dari status bangkrut dan akhirnya berpredikat Raja
Real Estate, adalah contoh dari seorang yang jenius dan berani
berinisiatif. Kita tentu mengenal serial TV The Apprentice, kontes Miss
Universe, Online University bernama TrumpUniversity.com, bahkan di
negara asalnya boneka Donald adalah sebuah icon dan produk laris selain buku-buku bestseller-nya. Dan inisiatif adalah kekayaan semua orang, tinggal orang itu mau atau tidak untuk berinisiatif mengemukakan ide-idenya.
2. Tepat waktu.
Sebuah
hal yang pasti untuk semua orang di dunia ini tanpa terkecuali adalah
bahwa kita memiliki jumlah waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Seorang
yang menepati janji dan tepat waktu menunjukkan bahwa dia adalah
seorang yang memiliki kemampuan mengatur/manage sesuatu yang
paling terbatas tersebut. Kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah
kunci dari semua keberhasilan, terutama keberhasilan berbisnis dan
berinteraksi. Memberikan perhatian lebih terhadap waktu merupakan
pencerminan dari respek terhadap diri sendiri dan kolega dan mitra
kita.
3. Senang melayani dan memberi.
Sebuah rumus sukses dari banyak orang sukses adalah mampu memimpin, namun sebuah additional attribute dari sikap kepemimpinan adalah kebiasaan melayani dan memberi. The more you give to others, the more respect you get in return.
Dan, keikhlasan adalah kunci untuk sifat ini. Kebaikan lain akan terus
mengalir tanpa henti saat kita mampu memberi dan melayani dengan
ikhlas. Ini mungkin bisa dibilang sebagai bonus saja! Tetapi,
setidaknnya dengan memberi dan melayani berarti menunjukkan kepada
teman, kolega serta rekan kita betapa suksesnya diri kita sehingga
membuat orang lebih yakin bermitra dan bergaul dengan diri kita.
4. Membuka diri terlebih dahulu.
Barangkali
kita pernah bertemu orang yang selalu mau tahu tentang hal pribadi
orang lain namun dia terus menutup diri agar jati dirinya tidak
terbuka. Mereka biasanya hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, dan
selalu berprasangka buruk kepada siapa saja yang dijumpainya. Sikap ini
adalah unsur yang tidak dimiliki banyak orang sukses. Rasa percaya dan
kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan
cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, lantas tidak ada yang
perlu ditutupi, itulah yang dicari oleh para partner sejati dan
sebagian besar dari kita akan setuju bahwa tidak banyak orang yang mau
bekerja sama dengan orang yang misterius, betul kaaaan???
5. Senang bekerja sama dan membina hubungan baik.
Kemampuan bekerja sama dalam tim adalah salah satu kunci keberhasilan utama. Kembali kita mengambil contoh Donald Trump.
Dalam serial TV The Apprentice, Trump memiliki tim yang loyal dan
menjadi perpanjangan tangan dirinya dalam menemukan para calon “orang
kepercayaan” yang baru. Pada akhirnya, Trump akan memiliki sebuah tim
yang sangat loyal dan bervisi sama dengan menciptakan jaringan kerja
yang baik, sehingga jalan menuju sukses itu semakin terbuka lebar.
6. Senang mempelajari hal-hal baru.
Ciputra dan Aburizal Bakrie adalah seorang yang bisa dikatakan sebagai orang sukses dalam bidangnya yaitu commerce.
Tapi saat mereka mendirikan universitas, apakah mereka beralih sebagai
seorang pendidik? Atau mereka sendiri sebenarnya adalah profesor?
Jelas tidak, mereka tetap seorang entrepreneur, namun dengan
kegemarannya mencari hal-hal baru serta langsung menerapkannya, maka
dunia bisnis semakin terbuka luas baginya. Dunia bisnis ibarat sebagai
tempat bermain yang luas dan tidak terbatas. Jadi senang belajar dan
mencari hal baru adalah sebuah sikap kesuksesan.
7. Jarang mengeluh, profesionalisme adalah yang paling utama.
Lance Armstrong pernah berkata, “There are two kinds of days: good days and great days.”
Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat baik.
Adalah baik jika kita tidak pernah mengeluh, walaupun suatu hari
mungkin kita akan jatuh dan gagal. Mengapa? Karena setiap kali gagal,
itu adalah kesempatan bagi diri kita untuk belajar mengatasi kegagalan
itu sendiri sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari. Hari di mana
kita gagal tetap sebagai a good day (hari yang baik).
8. Berani menanggung resiko.
Jelas,
tanpa ini tidak ada kesempatan sama sekali untuk menuju sukses.
Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak disadari
penuh. Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a great day.
Jadi, jadi tidak perlu dikhawatirkan lagi bukan? Kegagalan pun
hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di
kemudian hari dan tentunya ambang kepada kesuksesan akan lebih dekat.
9. Tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap saat).
Berpikir positif adalah environment atau default state di mana keseluruhan eksistensi kita berada. Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini (kekhawatiran atau cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan kita akan didasarkan oleh getaran positif,
sehingga hal positif akan semakin besar kemungkinannya. Semakin
positif kita menyikapi hambatan, semakin besar kesempatan kita
menemukan penyelesaian atas hambatan tersebut.
10. “Comfortable in their own skin”
Menutup-nutupi sesuatu maupun supaya tampak “lebih”
dari lawan bicaranya. Pernah bertemu dengan orang sukses yang rendah
diri alias tidak nyaman dengan diri mereka sendiri? Tidak ada tentunya.
Kenyamanan menjadi diri sendiri tidak perlu ditutup-tutupi supaya
lawan bicara tidak tersinggung karena setiap orang mempunyai tempat
tersendiri di dunia yang tidak bisa digantikan oleh orang lain. Saya
adalah saya, mereka adalah mereka. Dengan menjadi diri saya sendiri,
saya tidak akan mengusik keberadaan mereka. Jika mereka merasa tidak
nyaman, itu bukan karena kepribadian saya, namun karena mindset
yang berbeda dan kekurang-mampuan mereka dalam mencapai kenyamanan
dengan diri sendiri. Sikap dasar orang sukses tersebut di atas
barangkali dapat menjadi cerminan dan memuluskan langkah kita untuk
mencapai kesuksesan yang kita impikan, tinggal kita yang memutuskan.
Siap untuk sukses???
Sampai bertemu lagi di puncak gunung kesuksesan!
Source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar